Kamis, 04 November 2010

PT Krakatau Steel,...IPO untuk Siapa?

Reaksi pasar terhadap Penawaran Saham Perdana (IPO) PT Krakatau Steel (PT KS) menimbulkan sejumlah kegaduhan yang membingungkan. PT KS sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang selama ini diandalkan pemerintah memang disinyalir telah menetapkan harga saham yang sangat rendah. Perusahaan Perbankan saja seperti BNI dan Mandiri saja melepas sahamnya di harga kisaran Rp.2.000-Rp.3.000.

Untuk PT KS akan muncul spekulan yang dengan sangat mudah memainkan saham tersebut. PER (Player Effeciency Rating) yang ditetapkan memang dibawah 10%, coba saja bandingkan dengan Wuhan, China (15%), Poco, Korea (12%).

Persetujuan DPR sudah diberikan 1 tahun yang lalu, Proses penawaran perdana yang lebih dari satu tahun juga harus dijelaskan oleh management PT KS. Mereka juga harus mempertimbangkan investor investor lokal, jangan hanya tergiur dengan nama nama besar seperti Merryl Lynch, Goldman Sach, Fedelity dan lain lain. Boleh saja mereka ambil porsi, tapi harus dibatasi.!! Berikan kesempatan kepada Jamsostek dan BUMN yang likuid.

Kegaduhan ini mungkin terjadi karena banyaknya investor ritel (provit taker jangka pendek) yang tidak kebagian, sementara mungkin pemerintah dan underwriter menginginkan investor yang berkualitas dan jangka panjang.

Penulis hanya mengingatkan jangan sampai pemerintah kehilangan kesempatan untuk mendapatkan dana maksimal dari IPO tersebut, Meneg BUMN telah berupaya maksimal untuk hal tersebut, karena Bapak Meneg bukan orang yang mudah dipengaruhi...... Salam AQ

Asuransi Bencana

Pemerintah Indonesia melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan Kementerian Keuangan sebaiknya segera mengusulkan adanya asuransi untuk bencana, mengingat wilayah Indonesia merupakan wilayah rawan akan bencana dan ini menguntungkan sebagai bentuk efesiensi beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional) kita. Beberapa perusahaan asuransi skala nasional maupun internasional baik dari dalam negeri maupun luar negeri sudah ada yang menawarkan diri, namun akan lebih baik kalau perusahaan perusahaan asuransi tersebut membentuk konsorsium sehingga menjadi kuat dan dapat berbagi resiko.

Kami sangat berharap konsorsium tersebut sesegera mungkin dapat membuat skim pelaksanaan dan diusulkan kepada pemerintah. Lingkup coverage asuransi bencana ini mencakup seluruh NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan premi tahunan yang menjadi tanggungan APBN. Penulis pernah menerima usulan dari suatu lembaga asuransi asing, bahwa dengan premi 500 Miliar, uang pertanggungan bisa mencapai nilai 10 Triliun. Bencana memang tidak kita kehendaki, namun sebagai manusia, kita wajib mengantisipasi, karena jika terjadi bencana di suatu wilayah, biaya recovery yang diperlukan tidak sedikit dan tanpa asuransi tersebut, maka sebenarnya rakyat jugalah yang menanggungnya..... Salam AQ

Kunker ke Jerman dan Inggris

Kunjungan kerja ke Jerman dan Inggris pada tanggal 31 Oktober sampai 05 November 2010 dengan agenda RUU OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang harus selesai pada bulan Desember 2010. Rombongan mendarat di Frankfurt, Jerman hari Minggu sore yang lalu tanggal 31 Oktober 2010. Pada hari Senin Tanggal 01 November, rombongan diterima di KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) di Frankfurt dan dilanjutkan mengunjungi Dresner Bank. Keesokan harinya, selasa 02 November 2010 mengunjungi Bundes Bank dan dilanjutkan sore harinya dengan BAFIN (OJK Jerman).

Hari Rabu 03 November, Rombongan melanjutkan kunjungan kerja menuju London, Inggris dan pada sore harinya langsung bertemu dengan Bank of England serta malam hari dilanjutkan pertemuan dengan FSA (OJK Inggris). Pada hari Kamis pagi, 04 November, rombongan diterima oleh Kementerian Keuangan Inggris (HM Treasury) dan malam harinya direncanakan bertemu dengan KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di London. Jum'at pagi, 05 November rombongan akan meninggalkan Inggris menuju tanah air dan direncakan tiba Sabtu malam di Jakarta