Selasa, 04 Mei 2010

Musibah Ekonomi yang Dipolitisir


KETIKA menjadi anggota Pansus Angket Bank Century (BO beberapa waktu lalu, Achsanul Qosasi diamanati oleh partainya- Partai Demokrat- untuk menjaga wibawa pemerintah, bahwa bailout terhadap BC tidak bermasalah dan tidak melanggar undang-undang Karena itu, sebagai kader partai, pria lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila (1985), dan Micro Credit Course, Micro Finance Programme, Cebu, Phi-lippina (2001) ini betul-betul mempersiapkan diri untuk memegang amanat itu.
Karena itu, diantara kader demokrat yang menjadi anggota Pansus Angket BC, dia benar-benar menguasai masalah. Tak segan, Achsanul, demikian ia biasa disapa, berdiri paling depan dalam beradu argumen dengan fraksi yang bersebrangan pendapat. Pria kelahiran Sumenep, Madura 10 Januari 1966 ini, memandang keputusan pemerintah memberikan dana talangan kepada BC adalah hal yang tak salah. Pria yang pernah berkarir selama 15 tahun di Perbankan ini mengungkapkan kasus BC adalah musibah ekonomi yang dibawa ke ranah politik.
"Saat dibawa ke ranah politik, dia menjadi bias. Banyak kepentingan yang bermain di sana. Terbukti, di ranah ekonomi, kasus BC mer-upakan keberhasilan pemerintah dalam menghadapi masa krisis 2008,jelas Putra KH Bahaudin Mudhary (alm), ahli Metafisika, dan seorang Ulama Besar Madura ini.
Kapabilitas suami dari Retno Suryandari ini semakin terlihat saat ditunjuk menjadi Tim Pengawas Rekomendasi DPR kasus BC. Ayah dari An-Nisa Zhafarina Qashry ini menjadi satu-satunya mantan anggota Pansus dari F-PD yang ditunjuk menjadi Tim yang bertugas mengawasi proses hukum kasus BC itu.
Pecinta film aksi dan humor ini juga dt-tunjuk partai berlaVnbang Mercy itu untuk mengawal program-program pemerintah dari sisi kebijakan anggaran, dan fiscal de-ngan menjadi Wakil Ketua Komisi Xl DPR. Saat pemerintah mengusulkan perubahan APBN 2010, Achsanul-lah penjaga gawang di DPR dalam mempertahankan asumsi-asumsi APBN yang dibuat pemerintah. Pengurus Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah ini melobi rekan-rekannya untuk melihat dengan realistis asumsi APBN itu, namun juga harus tetap optimis.
Dia mengatakan, Komisi Xl adalah komisi.yang sensitive dan rentan terjadi penyalahgunaan wewenang, terutama suap dan sogokan dari mitra kerjanya, karena bersentuhan langsung dengan program pemerintah; anggaran, dan bermitra dengan Menkeu, BI, Bappenas. Komisi Xl DPR, saat ini sedang membahas RUU )PSK dan RUU OJK. Pembuatan kedua RUU ini sangat penting agar kasus BC tidak lagi terulang. "Indonesia harus betul-betul punya UU pengawasan perbankan," jelas dia.
Apa yang diraih. Achsanul saat ini tak lepas dari filosofi hidup yang selalu dipegang teguh; bekerja tanpa pamrih, berbicara tanpa fitnah, dan rejeki di tangan Tuhan tanpa batas. Achsanul termasuk tipe orang yang tidak pernah menyerah, dan tidak bisa mengeluh.
Kehidupan, ujar dia, mepunyai dinamika tersendiri. Dinamika sudah ada yang mengatur, karena itu sepanjang apa yangdilakukan maksimal dan berpatokan pada manajemen waktu, apapun yang diimpikan akan menjadi kenyataan.
Melalui koperasi yang dibentuknya di pelosok daerah, Achsanul bermimpi bisa membantu banyak orang. Ia ingin orang desa bisa survive, dan tidak ada yang menganggur. "Saya memimpikan mendirikan koperasi di setiap kecamatan di seluruh Indonesia," harap dia.
Sumber : Bataviase

1 komentar:

  1. At first it looks like some kind of Massacre...


    By the way, have you ever heard about yummy-cebu.com? I hear they just started a new contest called Mama's day out!

    BalasHapus